Pengenalan
Di Malaysia, kopi bukan sekadar minuman pagi—ia adalah bagian dari budaya dan tradisi. Dari sekian banyak varian kopi lokal, Kopi-C menonjol sebagai minuman unik yang digemari banyak orang. Kopi pekat Malaysia berpadu dengan manisnya gula. Lembutnya susu evaporasi menambah kenikmatan. Ini menjadikan Kopi-C sebagai minuman wajib di kedai kopi (kopitiam) di seluruh negeri. Namun, apa sebenarnya Kopi-C, dan bagaimana ia menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kopi Malaysia?

Asal-Usul Kopi-C
Istilah “Kopi-C” berasal dari dialek Hokkien yang banyak digunakan di Malaysia. Huruf “C” merujuk pada susu evaporasi Carnation, merek susu yang dulu sering digunakan dalam pembuatan kopi. Seiring waktu, “C” menjadi identik dengan kopi yang menggunakan susu evaporasi, membedakannya dari varian lain seperti:
- Kopi – Kopi hitam dengan susu kental manis (manis dan creamy)
- Kopi-O – Kopi hitam dengan gula (tanpa susu)
- Kopi-Kosong – Kopi hitam tanpa gula atau susu
Jadi, Kopi-C adalah kopi hitam yang dicampur gula dan susu evaporasi. Minuman ini memberikan rasa yang lebih ringan dibanding Kopi biasa (yang menggunakan susu kental manis).
Varian Kopi-C: “Swei Dai” dan “Gah Dai”
Selain Kopi-C standar, ada beberapa varian populer di kalangan penikmat kopi Malaysia:
- Kopi-C Swei Dai (少甜 / Kurang Manis)
- “Swei Dai” dalam bahasa Hokkien berarti “kurang manis”.
- Kopi ini dibuat dengan mengurangi takaran gula, cocok bagi yang tidak terlalu suka rasa manis.
- Kopi-C Gah Dai (加甜 / Lebih Manis)
- “Gah Dai” berarti “tambah manis”.
- Kopi ini dibuat dengan ekstra gula, cocok bagi yang menyukai rasa kopi yang lebih manis.
Varian-varian ini menunjukkan fleksibilitas dalam cara menikmati Kopi-C sesuai selera masing-masing.
Sejarah Budaya Kopi Malaysia
Budaya kopi Malaysia dipengaruhi oleh warisan kolonial Inggris dan migrasi pekerja Tionghoa. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, perkebunan kopi tumbuh subur di Malaysia. Salah satu tempat yang terkenal adalah Ipoh, yang dikenal dengan “Kopi Putih Ipoh”.
Kopi tradisional Malaysia biasanya terbuat dari biji Liberika atau Robusta. Biji ini dipanggang dengan margarin dan gula. Proses ini menghasilkan rasa karamel dan sedikit pahit yang khas. Metode pemanggangan inilah yang membedakan kopi Malaysia dengan kopi Barat.
Kopi-C adalah pilihan populer bagi mereka yang ingin menikmati kopi dengan rasa lebih ringan. Ini berbeda dengan Kopi biasa yang menggunakan susu kental manis. Penggunaan susu evaporasi membuat minuman ini lebih halus namun tetap mempertahankan kekuatan rasa kopinya.
Cara Membuat Kopi-C
Penyajian Kopi-C adalah sebuah seni. Begini cara pembuatannya di kedai kopi Malaysia:
- Menyeduh Kopi – Kopi disaring menggunakan sock filter (kain saring) untuk menghasilkan rasa yang pekat.
- Memberi Gula – Gula ditambahkan sesuai selera.
- Menambahkan Susu Evaporasi – Berbeda dengan susu kental manis, susu evaporasi tidak terlalu manis, sehingga rasa kopi tetap dominan.
- Penyajian – Kopi-C biasanya disajikan panas, tetapi versi dingin (Kopi-C Peng) juga sangat populer.
Kopi-C di Era Modern

Hari ini, Kopi-C tetap menjadi favorit di Malaysia, sering dinikmati bersama roti kaya, telur setengah matang, atau nasi lemak. Bahkan, kedai kopi modern dan kafe kekinian mulai memperkenalkan Kopi-C dengan sentuhan baru. Misalnya, mereka menggunakan biji kopi spesial atau alternatif susu seperti susu almond.
Meskipun kedai kopi internasional semakin banyak, daya tarik Kopi-C terletak pada kesederhanaannya dan hubungannya yang erat dengan warisan kuliner Malaysia. Ini bukan sekadar minuman, melainkan kenangan akan pagi-pagi di kopitiam, di mana orang berkumpul sambil menyeruput kopi dan bercengkerama.
Kesimpulan
Kopi-C adalah simbol warisan multikultural Malaysia, memadukan pengaruh Tionghoa dengan cita rasa lokal. Apakah Anda lebih suka Kopi-C biasa? Atau mungkin “Swei Dai” atau “Gah Dai”? Minuman ini tetaplah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Malaysia. Jadi, jika Anda berkunjung ke kopitiam, jangan lupa pesan secangkir Kopi-C dan nikmati keunikan rasanya!
Anda lebih suka Kopi-C versi apa? “Swei Dai” atau “Gah Dai”? 😊
Leave a comment