Asal Usul Malabar: Jejak Kolonialisme Belanda dari Pesisir India hingga Kebun Kopi Jawa Barat  

 1. Malabar: Wilayah Pesisir India yang Kaya Rempah  

Pemandangan Hutan Hujan Malabar dari Lembah Kakkayam, Kerala, India. Akhil Kuruvila, CC BY-SA 4.0 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0, melalui Wikimedia Commons

Nama “Malabar” pertama kali merujuk pada sebuah wilayah di pesisir barat daya India. Wilayah tersebut kini termasuk negara bagian Kerala dan Karnataka. Kata “Malabar” berasal dari bahasa Tamil *”Mala”* (gunung) dan *”Bar”* (wilayah), sehingga secara harfiah berarti “tanah pegunungan”.  

Kawasan ini terkenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah sejak zaman kuno, menarik pedagang Arab, Cina, dan Eropa. Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menguasai Malabar pada abad ke-16, diikuti oleh Belanda dan Inggris. Belanda mengambil alih kekuasaan dari Portugis pada abad ke-17. Mereka melakukannya melalui *Vereenigde Oost-Indische Compagnie* (VOC). VOC memonopoli perdagangan lada, kayu manis, dan pala.  

 2. Malabar Belanda: Jejak Kolonial di Hindia Timur  

Foto. Rumah di perusahaan kopi, teh, dan kina Malabar Tanara, foto berwarna. Rumah di Malabar. Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum), part of the National Museum of World Cultures, CC BY-SA 3.0 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0, via Wikimedia Commons

Ketika Belanda memperluas pengaruhnya ke Nusantara (Hindia Belanda), mereka membawa nama “Malabar” ke Jawa. Salah satu buktinya adalah Gunung Malabar di Jawa Barat. Nama ini diberikan oleh kolonial Belanda sebagai bentuk nostalgia terhadap wilayah Malabar di India yang pernah mereka kuasai.  

Gunung Malabar (2.343 mdpl) terletak di Bandung Selatan, berdekatan dengan Gunung Patuha dan Kawah Putih. Kawasan ini menjadi penting sejak abad ke-18 karena kesuburan tanahnya yang cocok untuk perkebunan.  

 3. Kolonialisme Belanda dan Perkebunan Kopi di Jawa Barat  

Repronegatif. Tji Bolang Tanara, perusahaan Assamthee, Malabar. 1927. Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum), bagian dari Museum Nasional Kebudayaan Dunia, CC BY-SA 3.0 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0, melalui Wikimedia Commons

Pada abad ke-18, Belanda memperkenalkan sistem tanam paksa (*Cultuurstelsel*) di Jawa, termasuk penanaman kopi. Jawa Barat, dengan iklim sejuk dan tanah vulkanik, menjadi pusat perkebunan kopi.  

Kawasan Malabar dijadikan salah satu lokasi perkebunan kopi besar-besaran. Belanda membangun infrastruktur, termasuk jalur kereta api untuk mengangkut hasil panen ke pelabuhan. Kopi dari Malabar diekspor ke Eropa dan menjadi komoditas penting dalam perdagangan kolonial.  

 4. Kopi Malabar: Warisan Kolonial yang Tetap Bertahan  

Repronegatif. Kebun teh Tanara dan Malabar, dataran tinggi Pengalengan. 1949. Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum), bagian dari Museum Nasional Kebudayaan Dunia, CC BY-SA 3.0 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0, melalui Wikimedia Commons

Kopi Malabar (atau disebut juga *Java Preanger*) dikenal karena karakteristiknya yang unik:  

– Proses Monsooning: Kopi disimpan di gudang terbuka selama musim hujan. Biji kopi menyerap kelembapan. Proses ini mengurangi kadar asam. Ini menghasilkan rasa lebih berat dan earthy.  

– Profil Rasa: Cenderung memiliki body tebal, rasa cokelat, karamel, dan rempah-rempah.  

Hingga kini, perkebunan kopi di sekitar Gunung Malabar masih beroperasi, seperti Malabar Estate, yang dikelola oleh PTPN VIII. Kopi Malabar menjadi salah satu varian Java Coffee yang dihargai di pasar internasional.  

 5. Kesimpulan: Dari India ke Jawa, Jejak Kolonial dalam Nama dan Kopi  

Nama “Malabar” adalah bukti sejarah globalisasi dan kolonialisme. Bermula dari pesisir India yang diperebutkan bangsa Eropa, nama ini dibawa ke Jawa sebagai simbol kekuasaan Belanda. Kini, warisan kolonial itu tetap hidup melalui perkebunan kopi yang menghasilkan biji kopi berkualitas dunia.  

Dari Malabar India hingga Gunung Malabar di Jawa Barat, nama ini mengingatkan kita pada sejarah panjang perdagangan rempah dan kolonialisme. Tanaman kopi menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Indonesia.  

Referensi:  

– Ricklefs, M. C. (2008). *A History of Modern Indonesia Since c. 1200*. Palgrave Macmillan.  

– Clarence-Smith, W. G. (2003). *The Global Coffee Economy in Africa, Asia, and Latin America, 1500–1989*. Cambridge University Press.  

– Lombard, D. (2005). *Nusa Jawa: Silang Budaya*. Gramedia Pustaka Utama.  

Semoga artikel ini membantu memahami hubungan historis dan geografis antara Malabar India, kolonialisme Belanda, dan kopi Malabar di Jawa Barat! ☕️


Discover more from Reelkopi Home

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.