Apa Itu Gerakan Kopi Gelombang Ketiga?

Coffee Plantation in São João do Manhuaçu City - Minas Gerais State - Brazil
Coffee Plantation in São João do Manhuaçu City – Minas Gerais State – Brazil, January-2004 by Fernando Rebêlo. https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/deed.en

Gerakan Kopi Gelombang Ketiga (The Third Wave Coffee Movement) merupakan periode yang menarik dan transformatif dalam sejarah kopi. Gerakan ini mewakili perubahan dalam cara kopi dipersepsikan, disiapkan, dan dikonsumsi, dengan menekankan kualitas, keberlanjutan, dan keterampilan.

Apa itu Gerakan Kopi Gelombang Ketiga? 

Gerakan Kopi Gelombang Ketiga merupakan pendekatan budaya dan filosofis terhadap kopi yang memperlakukannya sebagai produk kerajinan tangan, bukan komoditas. Gerakan ini berfokus pada:

– Kualitas: Menyorot rasa dan karakteristik unik biji kopi.

– Keberlanjutan: Mempromosikan sumber yang etis, perdagangan yang adil, dan tanggung jawab lingkungan.

– Transparansi: Mendidik konsumen tentang asal-usul kopi mereka dan perjalanan dari perkebunan hingga ke cangkir.

– Keterampilan (Craftmanship): Menyempurnakan teknik penyeduhan dan meningkatkan peran barista.

Gerakan ini kontras dengan Gelombang Pertama. Gelombang Pertama adalah kopi berkualitas rendah yang diproduksi secara massal demi kenyamanan. Ini juga kontras dengan Gelombang Kedua. Gelombang Kedua adalah munculnya jaringan kedai kopi seperti Starbucks. Jaringan ini memperkenalkan minuman berbahan dasar espresso tetapi tetap mengutamakan skala daripada kualitas.

Asal Mula Gelombang Ketiga

1. 1990-an – Pelopor Awal:

– Gerakan ini dimulai pada 1990-an di Amerika Serikat. Para penggemar dan profesional kopi berupaya mengangkat kopi ke tingkat anggur berkualitas atau racikan bir buatan sendiri.

– Tokoh dan perusahaan utama meliputi:

– George Howell: Pelopor kopi spesialti yang menekankan biji kopi asal tunggal dan kesegaran.

– Counter Culture Coffee dan Intelligentsia Coffee: Mereka adalah pemimpin awal dalam gerakan ini. Mereka berfokus pada perdagangan langsung dan sangrai berkualitas tinggi.

– Stumptown Coffee Roasters: Dikenal karena dedikasinya untuk mencari dan memanggang biji kopi yang luar biasa.

2. Pengaruh Budaya Kopi Skandinavia:

– Negara-negara Skandinavia, khususnya Norwegia dan Swedia, memainkan peran penting dalam membentuk Gelombang Ketiga. Fokus mereka pada light roast, kejernihan rasa, dan metode penyeduhan yang cermat memengaruhi para profesional kopi di seluruh dunia.

Prinsip Utama Gelombang Ketiga

1. ‘Single Origin’ dan Ketertelusuran:

Photo by Michael Burrows on Pexels.com

– Kopi Gelombang Ketiga menekankan biji kopi ‘single origin’, yang berasal dari wilayah, pertanian, atau bahkan satu lahan tertentu. Hal ini memungkinkan konsumen untuk menghargai rasa unik yang dipengaruhi oleh terroir (tanah, iklim, dan ketinggian) biji kopi tersebut.

– Transparansi dalam sumber sangat penting, dengan para pemanggang sering berbagi informasi terperinci tentang petani dan koperasi tempat mereka bekerja.

2. ‘Light Roast’:

Photo by Lukas on Pexels.com

– Gelombang Kedua populer dengan sangrai yang lebih ‘dark’. Sebaliknya, kopi Gelombang Ketiga sering menggunakan sangrai yang lebih ‘light’. Tujuannya adalah untuk mempertahankan rasa dan nuansa yang melekat pada biji kopi.

3. Penyeduhan Presisi:

Photo by uc138ud6c8 uc608 on Pexels.com

– Gerakan ini memperkenalkan pendekatan ilmiah untuk menyeduh, dengan alat-alat seperti AeroPress, Hario V60, dan Chemex yang semakin populer.

– Barista fokus pada variabel seperti suhu air, ukuran gilingan, dan waktu seduh untuk mengekstraksi rasa terbaik.

4. Seni Latte dan Penyajian:

Photo by Jess Bailey Designs on Pexels.com

– Gelombang Ketiga mengangkat peran barista sebagai perajin yang terampil. Seni latte menjadi simbol kualitas dan perhatian terhadap detail.

5. Keberlanjutan dan Etika:

Photo by cottonbro studio on Pexels.com

– Gerakan ini memprioritaskan upah yang adil bagi petani. Ini juga mendukung praktik yang ramah lingkungan. Gerakan ini mengutamakan hubungan perdagangan langsung dan mengabaikan pasar komoditas tradisional.

Dampak Gelombang Ketiga

1. Kedai Kopi ‘Spesialti’ (Specialty Coffee Shops):

– Kedai kopi independen menjadi pusat eksperimen dan pendidikan, menawarkan kopi pour-over, espresso single origin, dan Coffee tasting flights.

2. Revolusi Pembuatan Kopi Rumahan:

– Gelombang Ketiga menginspirasi para penggemar kopi untuk menyeduh kopi berkualitas tinggi di rumah. Ini mengarah pada popularitas metode penyeduhan manual. Pemanggangan rumahan juga menjadi lebih populer.

3. Pengaruh Global:

– Gerakan ini menyebar ke seluruh dunia, memengaruhi budaya kopi di negara-negara seperti Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Inggris. Setiap wilayah menambahkan sentuhannya sendiri, menciptakan dunia kopi global yang beragam.

4. Kompetisi Kopi:

– Acara seperti World Barista Championship dan World Brewers Cup menjadi platform untuk memamerkan prinsip dan inovasi Gelombang Ketiga.

5. Edukasi Konsumen:

– Peminum kopi menjadi lebih berpengetahuan tentang profil rasa, metode penyeduhan, dan pentingnya kesegaran.

Kopi Gelombang Ketiga Saat Ini

Gerakan Kopi Gelombang Ketiga terus berkembang, memadukan tradisi dengan inovasi. Beberapa tren meliputi:

– Metode Penyeduhan Alternatif: Cold brew, nitro coffee, dan flash-chilled coffee telah mendapatkan popularitas.

– Inovasi Keberlanjutan: Kemasan yang dapat dibuat kompos, pemanggangan netral karbon, dan pertanian regeneratif menjadi prioritas.

– Eksplorasi Rasa: Eksperimen dengan fermentasi, penuaan, dan metode pemrosesan yang unik (misalnya, fermentasi anaerobik) mendorong batas-batas rasa kopi.

Gerakan Kopi Gelombang Ketiga telah secara mendasar mengubah cara kita berpikir dan menikmati kopi, mengubahnya menjadi seni kerajinan dan budaya.

♻️ ☕️


Discover more from Reelkopi Home

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.