Sejarah dan Tren MokaPot: Dari Penemuan Klasik hingga Popularitas Modern

Pendahuluan

MokaPot, atau yang sering disebut “alat kopi Italia klasik”, adalah salah satu metode penyeduhan kopi paling ikonik di dunia. Diciptakan pada awal abad ke-20, alat ini menjadi simbol budaya kopi Italia dan masih populer hingga saat ini. Artikel ini akan membahas sejarah MokaPot, perkembangannya, serta tren terkini dalam dunia kopi.

Pilihan moka pot Bialetti di Coffee Brewery BOON di Den Haag., Takeaway, CC BY-SA 4.0 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0, via Wikimedia Commons

Sejarah MokaPot

1. Penemuan oleh Alfonso Bialetti (1933)

MokaPot ditemukan oleh Alfonso Bialetti, seorang insinyur Italia, pada tahun 1933. Terinspirasi dari mesin cuci uap (steam-powered washing machines) yang digunakan istrinya, Bialetti merancang alat penyeduh kopi berbahan dasar logam dengan tiga komponen utama:

  • Chamber bawah (tempat air)
  • Filter (tempat bubuk kopi)
  • Chamber atas (penampung kopi yang sudah diseduh)

Prinsip kerjanya menggunakan tekanan uap untuk mengekstrak kopi, menghasilkan minuman yang lebih pekat dibanding kopi tubruk, tetapi tidak sekuat espresso.

2. Kesuksesan Bialetti dan Masa Kejayaan

Pada tahun 1946, perusahaan Bialetti mulai memproduksi MokaPot secara massal dengan merek “Moka Express”. Desainnya yang ikonik, berbentuk segitiga dengan pegangan kayu, menjadi ciri khasnya.

  • 1950-an–1970-an: MokaPot menjadi alat wajib di rumah-rumah Italia. Sekitar 90% keluarga Italia memiliki MokaPot.
  • 1980-an–1990-an: Popularitasnya menyebar ke Eropa dan Amerika, menjadi simbol “espresso rumahan” yang terjangkau.

3. Ikon Budaya Populer

MokaPot tidak hanya alat kopi, tetapi juga simbol gaya hidup Italia. Bahkan, desainnya dipamerkan di Museum of Modern Art (MoMA) New York sebagai karya desain industri terbaik.


Perkembangan dan Inovasi MokaPot

1. Material dan Desain

  • Bahan aluminium (klasik) vs stainless steel (modern, lebih tahan lama).
  • Versi listrik (seperti Bialetti Venus) untuk memudahkan penggunaan tanpa kompor.
  • Ukuran bervariasi, dari 1 cangkir hingga 12 cangkir.

2. Kolaborasi dan Edisi Spesial

  • Bialetti bekerja sama dengan merek-merek ternama seperti Alessi dan Starbucks untuk edisi khusus.
  • MokaPot warna-warni dan desain retro kembali tren di kalangan kolektor.

3. Teknik Penyeduhan Modern

Meski sederhana, MokaPot kini digunakan oleh para coffee enthusiast dengan teknik baru:

  • Grind size: Bubuk kopi lebih kasar dari espresso, tetapi lebih halus dari French Press.
  • Heat control: Menggunakan api kecil agar tidak over-extracted.
  • Pre-heating air: Memanaskan air terlebih dahulu sebelum menyeduh untuk mengurangi rasa pahit.

Tren MokaPot di Era Modern

1. Kebangkitan Kopi Rumahan

Selama pandemi COVID-19, banyak orang beralih ke home brewing, dan MokaPot menjadi pilihan karena:

  • Harga terjangkau
  • Mudah digunakan tanpa butuh alat mahal seperti mesin espresso.

2. Penggunaan di Specialty Coffee

Beberapa third wave coffee shop mulai menyajikan kopi MokaPot sebagai alternatif espresso, terutama di negara-negara seperti Jepang dan Australia.

3. Popularitas di Media Sosial

  • memiliki jutaan posting di Instagram dan TikTok.
  • Banyak content creator membagikan resep kreatif seperti MokaPot latte atau cold brew dengan MokaPot.

Kesimpulan

Dimulai dari penemuan sederhana di Italia tahun 1930-an, MokaPot telah menjadi ikon global. Alat kopi klasik ini tetap relevan di era modern. Dengan inovasi material, teknik penyeduhan, dan kebangkitan tren home brewing, MokaPot tetap menjadi favorit bagi pecinta kopi di seluruh dunia.

Apakah Anda pengguna MokaPot? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!


Discover more from Reelkopi Home

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.